Saya hanya tahu kalau saya sedang bahagia.
Boleh kamu anggap saya bodoh, yang pasti saya hanya akan menikmati apa yang sedang saya jalani sekarang.
Mendapati kamu hadir di hidup saya membuat saya tidak berhenti mengucap syukur. Mungkin ini adalah jawaban atas doa-doa yang hampir setiap malam saya panjatkan kepada Tuhan.
Cukup lama saya menunggu Tuhan memeluk mimpi-mimpi ini, dan mungkin saat ini adalah saat yang tepat menurut NYA.
Kamu hadir tanpa pernah saya bayangkan dan rencanakan sedikitpun. Kamu hadir ketika saya mulai meragukan kalau saya juga berhak berbahagia bersama seorang yang lain.
Saya tidak tahu akan ke arah mana nantinya, apakah ini akan berlanjut atau tidak, akankah ini berujung bahagia atau tidak, akankah kita bersama pada akhirnya, atau justru saling menemukan orang lain untuk mengisi hidup kita.
Saya hanya tahu kalau saya amat menikmati hal ini, perhatian kecil yang kamu berikan, isengan menyebalkan yang pada akhirnya tetap membuat saya tertawa, dan hal kecil lain yang tanpa kamu sadari membuat saya tertawa dan tersenyum sepanjang hari.
Jika pada akhirnya nanti kita tidak bersama, saya tidak akan menyalahkan kamu dengan menyebut kamu pemberi harapan palsu. Saya telah memutuskan untuk jatuh kepadamu, dan jika akhirnya saya juga patah hati karenamu, maka biarkan ini menjadi urusan saya.
Pidi Baiq pernah menulis seperti ini 'Aku mencintaimu, biarlah ini menjadi urusanku. Bagaimana kamu kepadaku, terserah, itu urusanmu' dan begitupun saya kepada kamu sekarang.
***