Kepada lelaki
berjaket biru, lelaki yang pernah duduk di barisan depanku. Lelaki yang hanya
bisa kupandang punggungnya sambil terus tersenyum tak henti-hentinya.
Apa kabar kamu? Ku
harap kamu selalu baik, sama seperti saat pertama dan terakhir kali kita
bertemu. Ini adalah kali kedua aku menulis surat untukmu, meskipun aku tidak
yakin surat ini akan sampai ke kamu, dan kamu baca. Aku masih ingat kali
pertama aku mengirimimu surat, mungkin tahun lalu. Surat cinta yang kukirim
melalui program surat kaleng yang juga digalakan oleh Poscinta, yang ku yakin
surat pertama itu sampai padamu. Entah kamu baca atau tidak, tapi aku bersyukur
sudah mengirimkan sekaleng surat cinta tak bernama itu. Kali ini pun aku masih
ingin mengirimimu surat yang sama, surat yang berisi kesan pertemuan pertama
kita kala itu.