Kalau membahas tentang ini, aku jadi ingat dengan Helga di salah satu serial kesukaanku waktu kecil, Hey Arnold!. Bagi yang sering menonton serial ini waktu kecil, sudah pasti tahu bagaimana sifat dan sikap Helga yang sering ditunjukkan kepada Arnold. Helga adalah anak perempuan yang suka mengganggu hari-hari Arnold, menjahili dan tak jarang mengejeknya. Namun, di balik semua perangai buruk yang ia tunjukkan sesungguhnya ia menyimpan perasaan sukanya pada Arnlod, tak jarang ia juga memimpikan bersama Arnold kelak saat dewasa.
Nickelodeon / via no-mueras-por-tu-propia-boca.tumblr.com |
Nickelodeon / Via tumblr.com |
Sedikit cerita yang sama dengan Helga, salah seorang teman pernah bercerita padaku bahwa ia pernah suatu kali menyukai seorang gadis, teman sekelasnya. Tapi dia tak pernah sekalipun menunjukkan bahwa ia menyukai gadis itu. Dia tak pernah bersikap manis kepada gadis itu, yang ia lakukan justru kebalikannya. Dia sering menjahili, menggoda, mengejek dan melakukan hal-hal lain yang membuat gadis itu kesal. Alhasil sampai mereka meneruskan sekolah ke tempat yang berbeda pun, si gadis tak pernah tahu kalau temanku itu menyukainya. Suatu ketika mereka secara tak sengaja berkomunikasi kembali, dengan keadaan yang sudah berbeda, jauh berbeda dari masa sekolah mereka dulu. Temanku ini sudah mulai bisa bersikap baik pada gadis itu. Dia memberanikan diri mengatakan pada gadis itu tentang semua hal yang pernah ia lakukan di masa lalu. Tentang alasan mengapa dia tak pernah bersikap baik pada gadis itu, tentang sikapnya yang kadang canggung dan konyol ketika berhadapan dengan gadis itu, akhirnya dia berterus terang. Sang gadis cukup kaget mendengar penjelasan temanku itu, dia tidak menyangka ternyata orang yang selalu mengganggu hari-harinya selama sekolah justru menyimpan perasaan padanya. Sang gadis lalu juga bercerita bahwa dulu, dulu sekali pernah suatu ketika dia mempunyai perasaan yang sama pada temanku, namun dia berpikir bahwa temanku itu membencinya karena semua perlakuan yang pernah temanku lakukan padanya. Dia lalu mengubur rasa sukanya itu pada temanku dan tidak mau meneruskannya lagi.
Terlambat? Sangat amat terlambat. Keadaan sudah berbeda dengan dulu, dan waktu tak bisa diputar kembali. Sang gadis sudah bersama orang lain sekarang, dan temanku mau tak mau harus menerima itu semua. Menerima kenyataan bahwa ternyata mereka pernah saling suka, namun salah paham hanya karena perlakuan yang tak sengaja temanku tunjukkan. Menyesal? Mungkin iya, namun toh nasi sudah menjadi bubur. Yang bisa temanku lakukan adalah menjadikan ini pelajaran dan tidak mengulanginya di kemudian hari.
Satu hal yang bisa kupetik dari cerita temanku, dan juga Helga adalah jika kamu menyukai seseorang, maka belajarlah dan cobalah untuk bersikap baik pada orang itu. Maksudku, bukan seperti membelikan barang ini itu, mentraktir ke sana ke mari, dan hal-hal bermateri lainnya, namun cukup dengan bersikap ramah padanya bukan malah bersikap buruk yang justru membuatnya berpikir bahwa kamu membencinya. Lakukan hal terbaik untuk orang yang kamu suka, sama seperti halnya kamu ingin diperlakukan baik oleh orang yang menyukaimu.
Much love,
Ajeng
No comments:
Post a Comment