Kepada
ingatan-ingatan yang kadang muncul di kepala
Bolehkah kita
berkompromi sejenak? Tidak, aku tidak akan memprotes kenakalanmu yang kadang
dengan tiba-tiba datang seenaknya mengunjungi kepalaku. Aku hanya ingin
mengajakmu berkompromi, ya mari kita berbincang sejenak mengenai hal ini, dan
aku akan mentraktirmu secangkir kopi atau cokelat hangat di pagi hari yang
dingin ini. Kamu boleh mengajak ingatan-ingatan baik lainnya, namun jangan ajak
ingatan buruk untuk ikut dalam percakapan kita.
Ingatan, bolehkah
aku meminta sesuatu padamu? Aku tidak meminta agar ingatan buruk itu punah dan
tidak pernah muncul di kepalaku, namun aku hanya meminta agar ingatan baik lebih
sering mengunjungiku, sesering mungkin agar tidak ada jeda di sana yang bisa kulakukan
untuk meningat hal-hal yang tidak membuatku nyaman. Bisakah kau lakukan itu?
Kuharap bisa.
Sering aku heran
mengapa kalian mudah sekali muncul di kepalaku ketika aku sedang melamun, atau
ketika aku sedang tidak melakukan apa-apa. Apa memang boss kalian selalu
menyuruh kalian muncul ketika manusia sedang kosong-kosongnya? Dan apakah boss
kalian juga yang menyuruh agar sesekali nakal pada kami? Mengapa tak jarang
ketika aku sedang sedih, justru ingatan-ingatan buruk yang muncul di kepalaku. Apa
kalian tidak tahu bahwa hal itu membuatku semakin sedih? Tak jarang jika aku
mengalami itu, aku akan menangis. Iya, aku memang secengeng itu, puas?
Ingatan-ingatan,
semoga setelah kutulis surat ini, kalian sedikit mengerti tentang keinginanku. Ya,
aku tahu bahwa sebenarnya yang berkuasa untuk memunculkan kalian adalah diriku
sendiri, tapi aku sendiri kadang susah mengerti dengan kemauanku sendiri. Jadi ku
harap, kalian yang lebih berbaik hati mengabulkan keinginanku.
Salam manis dariku
yang kadang ingin ingat namun seringnya lupa..
Klt, Februari 2015
No comments:
Post a Comment