Wednesday, August 12, 2015

Belum berjudul



Aku gagal lagi. Kegagalan yang entah sudah ke berapa kali sejak aku dilahirkan ke dunia ini. Kegagalan mungkin sudah menjadi makananku sehari-hari dan akrab dalam hidupku, atau mungkin kata ‘berhasil’ tidak pernah mau bersahabat denganku. Aku tak tahu sebabnya yang jelas keberhasilan masih sangat jauh dari jangkauan mataku.
Hidupku dipenuhi dengan kegagalan dan kekacauan yang tidak semuanya terjadi karena ulahku, beberapa adalah sumbangsih dari orang-orang di sekitar yang merasa berhak atas hidupku. Aku bahkan sudah lupa kali terakhir aku merasa bahagia karena apa yang ku lakukan dan ku usahakan membuahkan keberhasilan. Entahlah.
Seringkali ketika malam hari dan semua orang sudah terlelap dalam mimpi indahnya, sedang aku masih terjaga, aku menangis seorang diri dalam kamarku yang gelap. Tangisan tanpa isak, namun terasa lebih menyakitkan daripada tangisan ketika aku sering terjatuh saat masih kecil dulu. Aku menangisi semua kegagalan yang terjadi, harapan-harapan yang sudah terlanjur dipupuk terlalu tinggi dan wajah-wajah kecewa dari orang tuaku. Semua itu berkelebat silih berganti tanpa bisa ku atur dan semakin menyiksa hatiku. Tak ada yang lebih membuatku patah hati dan sedih berkali lipat kecuali melihat kekecewaan dan kesedihan pada wajah lelah dan gurat senja orang tuaku. Duniaku seakan runtuh dan tak ada lagi cahaya terang yang membawa kebahagiaan ketika aku meyaksikan itu semua.
Harapan dan kegagalan, aku benci dua kata itu. Seharusnya aku tak terlalu berharap pada apapun di dunia ini sehingga aku tak akan kecewa jika harapanku tak sesuai dengan kenyataan, seharusnya aku bisa mengantisipasi kegagalan yang pernah ku lakukan agar tak ku ulangi lagi, seharusnya.

Ibu mengetuk pintu kamarku pelan namun tak ada jawaban. Ketukan itu berhenti setelah beberapa kali tak ku acuhkan. Kubenamkan diriku dalam selimut tebal dan mulai menangis. Tangisan sunyi tanpa isak, entah untuk yang ke berapa kali sejak aku mulai mengerti rasanya kecewa karena harapan yang berlebihan. Air mataku merembes dan membasahi bantal beruang kesayanganku. Aku benci dunia ini, Bu...

bersambung.............

No comments:

Post a Comment