Aku gagal lagi. Kegagalan
yang entah sudah ke berapa kali sejak aku dilahirkan ke dunia ini. Kegagalan mungkin
sudah menjadi makananku sehari-hari dan akrab dalam hidupku, atau mungkin kata ‘berhasil’
tidak pernah mau bersahabat denganku. Aku tak tahu sebabnya yang jelas
keberhasilan masih sangat jauh dari jangkauan mataku.
Hidupku dipenuhi
dengan kegagalan dan kekacauan yang tidak semuanya terjadi karena ulahku,
beberapa adalah sumbangsih dari orang-orang di sekitar yang merasa berhak atas
hidupku. Aku bahkan sudah lupa kali terakhir aku merasa bahagia karena apa yang ku lakukan dan ku usahakan membuahkan keberhasilan. Entahlah.
Seringkali ketika
malam hari dan semua orang sudah terlelap dalam mimpi indahnya, sedang aku
masih terjaga, aku menangis seorang diri dalam kamarku yang gelap. Tangisan tanpa
isak, namun terasa lebih menyakitkan daripada tangisan ketika aku sering terjatuh saat masih kecil
dulu. Aku menangisi semua kegagalan yang terjadi, harapan-harapan yang sudah
terlanjur dipupuk terlalu tinggi dan wajah-wajah kecewa dari orang tuaku. Semua
itu berkelebat silih berganti tanpa bisa ku atur dan semakin menyiksa hatiku. Tak
ada yang lebih membuatku patah hati dan sedih berkali lipat kecuali melihat kekecewaan
dan kesedihan pada wajah lelah dan gurat senja orang tuaku. Duniaku seakan runtuh
dan tak ada lagi cahaya terang yang membawa kebahagiaan ketika aku meyaksikan
itu semua.
Harapan dan
kegagalan, aku benci dua kata itu. Seharusnya aku tak terlalu berharap pada
apapun di dunia ini sehingga aku tak akan kecewa jika harapanku tak sesuai
dengan kenyataan, seharusnya aku bisa mengantisipasi kegagalan yang pernah ku
lakukan agar tak ku ulangi lagi, seharusnya.
Ibu mengetuk pintu
kamarku pelan namun tak ada jawaban. Ketukan itu
berhenti setelah beberapa kali tak ku acuhkan. Kubenamkan
diriku dalam selimut tebal dan mulai menangis. Tangisan sunyi tanpa isak, entah
untuk yang ke berapa kali sejak aku mulai mengerti rasanya kecewa karena harapan
yang berlebihan. Air mataku merembes dan membasahi bantal beruang kesayanganku.
Aku benci dunia ini, Bu...
bersambung.............
No comments:
Post a Comment