Banyak yang bilang
kalau aku itu tukang galau. Sebenarnya nggak banyak-banyak amat yang bilang
gitu, ada beberapa tapi lebih dari dua. Pernyataan itu sendiri menurutku bisa
benar bisa juga enggak. Kenapa gitu?
Ya kalau kalian yang
nyebut aku tukang galau itu berdasar postingan-postinganku di sosial media yang
lebih menjurus ke hal berbau galau, itu nggak sepenuhnya benar tapi juga nggak
sepenuhnya salah. Aku emang suka posting atau share hal-hal yang katanya berbau
galau. Sering banget aku nulis status yang menjurus ke hal semacam itu dan
sering juga share tulisan orang yang kalau dibaca jadinya galau. Tapi, apakah
semua yang aku share atau tulis itu selalu merujuk ke keadaan/kondisiku saat
aku nulis atau bagi tulisan itu? Sejauh yang aku alami dan lakukan, setiap aku
share hal-hal tersebut kondisiku nggak selalu dalam keadaan galau. Aku juga
sering kok dalam keadaan baik dan seneng ketika aku share/nulis hal-hal
tersebut. Kalau kalian pernah baca atau dengar kalimat “Nggak semua status yang ditulis seseorang itu benar. Bisa aja yang nulis status galau lagi ngupil, lagi pacaran, lagi bahagia-bahagianya”
ya aku membenarkan kalimat tersebut.
Karena bahasa tulisan itu beda dengan bahasa lisan, menurutku. Karena saat kita nulis hal sedih/galau belum tentu juga saat itu kita merasakan kesedihan/kegalauan itu, bisa jadi kita nulis sambil ngupil dan ketawa-ketawa, sama kayak kalimat di atas. Kalau bahasa lisan, karena kita bisa mendengar nada bicara orang, ditambah kalau ngomongnya sambil lihat ekspresinya, maka sedikit banyak kita akan tahu orang itu lagi seneng, sedih atau galau. Menurutku, bahasa tulisan itu punya banyak interpretasi, tergantung orang-orang yang menerimanya. Makanya nggak jarang kan kita sering salah paham sama chat/sms seseorang karena bahasa tulisan.
Karena bahasa tulisan itu beda dengan bahasa lisan, menurutku. Karena saat kita nulis hal sedih/galau belum tentu juga saat itu kita merasakan kesedihan/kegalauan itu, bisa jadi kita nulis sambil ngupil dan ketawa-ketawa, sama kayak kalimat di atas. Kalau bahasa lisan, karena kita bisa mendengar nada bicara orang, ditambah kalau ngomongnya sambil lihat ekspresinya, maka sedikit banyak kita akan tahu orang itu lagi seneng, sedih atau galau. Menurutku, bahasa tulisan itu punya banyak interpretasi, tergantung orang-orang yang menerimanya. Makanya nggak jarang kan kita sering salah paham sama chat/sms seseorang karena bahasa tulisan.
Sahabatku sendiri pernah
bilang, kalau aku ini orang yang kalau nulis chat dibacanya kayak lagi marah
hanya karena kalau nulis chat aku jarang pakai emotikon atau bahasa becanda
kayak hehehe atau hahaha. Sejak saat itu, sebisa mungkin
tiap kali aku chat sama dia, dan juga orang lain aku usahain buat pakai
emotikon, atau titik-titik yang agak banyak biar berasanya chat kita tuh santai
nggak kayak orang lagi marahan.
Kembali ke masalah
orang menyebutku tukang galau. Kalau kalian yang temenan atau punya akun media
sosialku pasti sering deh lihat aku nulis status galau atau sebar-sebar quote
atau gambar galau. Hehe sebelumnya maafkan ya kalau aku sering memenuhi timeline atau newsfeed kalian dengan tulisan atau hal-hal yang nggak penting buat
kalian tahu.
Kalau boleh cerita,
kenapa sih Ajeng ini statusnya galau terus? Emang hidupnya nggak bahagia ya? Banyak
masalah ya? Nggak laku banget apa sampai kayaknya menderita gitu urusan cinta?
Alhamdulillah sampai
saat ini hidupku baik-baik saja, bahagia jadi anak bungsu yang disayang banget
sama Ibuk dan Bapak meski jarang dapat ungkapan sayang dari mereka. Hidupku memang
nggak selalu lancar, ada lah pasti masalah satu atau dua yang muncul bahkan nggak jarang masalahnya bikin nangis nggak kelar-kelar, ya
namanya hidup kan mana ada yang benar-benar mulus kayak jalan tol. Padahal jalan
tol aja juga nggak jarang terjadi kemacetan, berarti kan nggak mulus dan lancar-lancar amat sebenarnya.
Tapi, semua masalah-masalah yang terjadi di hidupku toh masih bisa buat aku
ketawa tiap kali aku ingat, berarti hidupku juga nggak selalu dalam kesedihan
dan kegalauan kan?
Nah terus kenapa
gitu Jeng kalau nulis selalu tentang patah hati, cinta bertepuk sebelah tangan,
atau kangen sama orang tapi nggak kesampaian?
Kalau masalah itu,
ya sebagai remaja yang baru saja memasuki kehidupan dewasa pasti pernah lah
sekali atau dua kali ngerasain perasaan-perasaan itu, apalagi cewek. Gini ya
aku jelasin, tapi aku nggak bermaksud bilang ini umum untuk seluruh perempuan
di dunia, dan semua perempuan tuh kayak gini. Beberapa perempuan itu pada dasarnya drama banget, apalagi urusan
cinta. Hehehehe, Iya apa nggak? Kalau ada perempuan yang baca ini dan nggak
ngerasa kalau drama, ya jangan marah ya sama tulisanku ini, sekali lagi aku
bilang bukan berarti semua perempuan ya, cuma beberapa. Kenapa bisa drama? Ya mungkin
karena kami ini lebih pakai hati daripada logika, makanya kami lebih mengandalkan perasaan dan sensitif
apalagi urusan cinta. Kadang, maksud perempuan
nulis status-status itu ya buat kode buat kalian para lelaki, biar lebih peka
dan perasa. Tapi, mungkin itu juga kesalahan yang kami buat, kalau cuma dikode
dan nggak dikasih pernyataan yang jelas, ya manalah maksudnya sampai ke kalian. Kadang
kami lupa kalau kalian ini bukan cenayang yang bisa tahu isi dan maksud hati
kami tanpa kami ngomong.
Oh jadi Jeng selama
ini kamu nulis status kangen lah, ini lah itu lah itu kode ke cowok ya?
Ya enggak juga, serius deh. Kalau aku sendiri seperti yang aku bahas di awal, nggak melulu yang aku tulis itu buat caper, buat kode atau buat nunjukin kalau aku galau. Aku pada dasarnya emang suka nulis meskipun banyak tulisan yang sebenarnya nggak penting buat kalian semua, tapi bagiku penting. Kenapa? Karena buatku sendiri nulis itu bikin aku waras meskipun yang aku tulis banyaknya hal-hal galau. Ya gimana nggak hal galau, karena aku bisanya nulis itu, itupun juga nggak bisa sampai paragraf panjang. Makanya kalau yang kenal aku di twitter pasti deh pada komentar kalau Ajeng nih kerjaannya menuhin timeline aja, mana yang dishare itu lagi, itu lagi nggak jauh dari percintaan, status nggak penting, komentar hal-hal yang menurutku lagi happening atau gemes sama cowok-cowok lucu, apalagi yang kacamata hahaha (tetep diselipi curhat).
Ya enggak juga, serius deh. Kalau aku sendiri seperti yang aku bahas di awal, nggak melulu yang aku tulis itu buat caper, buat kode atau buat nunjukin kalau aku galau. Aku pada dasarnya emang suka nulis meskipun banyak tulisan yang sebenarnya nggak penting buat kalian semua, tapi bagiku penting. Kenapa? Karena buatku sendiri nulis itu bikin aku waras meskipun yang aku tulis banyaknya hal-hal galau. Ya gimana nggak hal galau, karena aku bisanya nulis itu, itupun juga nggak bisa sampai paragraf panjang. Makanya kalau yang kenal aku di twitter pasti deh pada komentar kalau Ajeng nih kerjaannya menuhin timeline aja, mana yang dishare itu lagi, itu lagi nggak jauh dari percintaan, status nggak penting, komentar hal-hal yang menurutku lagi happening atau gemes sama cowok-cowok lucu, apalagi yang kacamata hahaha (tetep diselipi curhat).
Karena keterbatasan
nggak bisa nulis paragraf panjang yang berarti sering mentok nulis dan nggak
kelar, makanya jalan satu-satunya supaya tetep bisa nulis dengan media yang
terbatas ya lewat status di bbm, twitter atau kadang facebook kalau lagi niat. Apalagi
sekarang-sekarang ini kan twitter udah nggak seheboh dulu ketika zaman
jaya-jayanya, banyak yang pindah ke askfm dan path, makanya semakin sering deh
aku nyampah di sana haha.
Kira-kira gitu lah
alasan kenapa aku sering terlihat galau di akun-akunku. Bukan semata emang
galau, cari perhatian, kode atau apapun tapi emang ini kebutuhanku sendiri,
supaya aku tetap waras. Nulis, meskipun cuma beberapa kata itu udah cukup bikin
pikiran dan perasaanku lega meskipun isi tulisannya malah nggak ada bikin lega
sama sekali :D
Aku harap kalian
yang sering nyebut aku tukang galau cukup menerima alasanku ini. Selanjutnya terserah kalian masih mau menyebut aku tukang galau atau nggak, toh aku juga nggak bisa maksa kalian buat berhenti menyebutku seperti itu kan, karena lagi-lagi
ini masalah persepsi :D
Much love,
Ajeng yang baru aja kepikiran nulis ini karena dibilang tukang galau
No comments:
Post a Comment