Tuesday, January 15, 2013

#HariKe12~ Persimpangan

Sedih?
Ya, bahkan sekarang aku sedang menangis. Aku merasa sendiri, benar-benar sendirian. Tak tahu kenapa yang jelas sekarang jauh berbeda dengan kemarin, apalagi dulu. Mereka acuh padaku, tidak menghiraukanku, seperti tidak peduli lagi padaku. Hidupku benar-benar hancur ah sudahlah jangan tanya mengapa dan bagaimana ini bisa terjadi padaku, aku tidak tahu!
Sejujurnya, ku maklumi itu semua, namanya juga hidup. Hidup tidak selalu membahagiakan bukan? Mungkin rodaku sedang berputar kearah bawah, mungkin hidup memang sedang tidak memihak padaku.
Bolehkah aku bercerita? Di persimpangan jalan yang kulalui, aku melihat seseorang yang hidupnya amat berkebalikan dariku. Sorot matanya memancarkan kebahagiaan tak terperi, raut wajahnya penuh dengan buncahan bahagia. Nampaknya hidupnya sungguh amat menyenangkan dan tidak ada cela. Ah aku iri sekali padanya, dia berbahagia namun mengapa aku tidak?
***
Senang?
Aku sedang tertawa-tawa sekarang. Bagaimana aku tidak bahagia bila banyak orang yang mencintaiku. Mereka semua berada di sisiku, bersamaku, dan sedang menikmati semua kebahagiaan ini. Keluargaku saling mengasihi satu dan lainnya, kekasihku amat mencintaiku, Sahabatku tak pernah meninggalkanku, Musuh? Ah kupikir aku tidak punya musuh. Mereka semua nyaman berada disampingku. Hidupku benar-benar sedang dipuncak bahagia.
Kuceritakan pada kekasihku tentang pertemuanku dengan seseorang di persimpangan jalan yang baru saja kulalui. Ku ceritakan padanya tentang betapa layu wajahnya, betapa sendu matanya, betapa untuk menyunggingkan setitik senyum saja dia tak mampu. Dia hanya menunduk ketika menatapku, menatap wajahku lalu seketika berpaling dan meninggalkan aku dengan terburu. Nampaknya dia sedang tidak berbahagia, itu kata kekasihku. 
***
Di persimpangan jalan yang sama, mereka bertemu kembali. Keadaan jauh berbeda sejak pertama mereka bertemu. Sorot mata sendu sekarang berubah menjadi mata yang berbinar, sedang sorot mata bahagia justru berganti mendung. Mereka bertatapan, untuk kedua kalinya sejak pertemuan pertama itu dan menyadari betapa roda hidup memang berputar. Mereka saling tersenyum, menikmati kebahagiaan dan mencoba tegar atas kepedihan yang dialami masing-masing

No comments:

Post a Comment