Thursday, May 01, 2014

Menyapa

Barangkali hal yang kulakukam tadi adalah hal bodoh untuk membunuh rindu. Sebelum aku menceritakan apa yang sudah kulakukan, akan kuceritakan detil yang menyebabkan aku ingin menulis tentang ini. Aku sedang membaca buku ketika tiba-tiba dengan seenaknya aku ingat pesan balasanmu yang sesungguhnya setengah mati ingin kubalas dengan ucapan 'Selamat malam' atau 'Selamat tidur' namun urung kulakukan karena gengsi ini lebih besar dari rasa rinduku.
Baiklah, kuakui aku merindukanmu secara tiba-tiba. Aku dengan impulsifnya menelusuri namamu di kontak ponselku dan menuliskan sapaan di kolom percakapan pesan singkat itu. Aku memang hanya menyapa namamu. Tiga huruf, sapaanmu yang tidak pernah sekalipun aku gunakan untuk memanggil namamu. Aku baru tahu sapaan itu ketika teman satu kelas kita yang juga teman bermain di komplek perumahanmu biasa memanggilmu dengan sapaan itu. Dan ya, aku suka sekali dengan sapaanmu itu.
Ada kebiasaan aneh yang sering kulakukan ketika aku rindu dengan orang, yaitu menyapa nama mereka melalui pesan singkat. Aku sudah sering melakukan itu, tentu saja tidak hanya kulakukan kepadamu karena banyak sekali orang yang kurindukan.
Aku perlu menunggu kira-kira sampai 15 menit hanya untuk mendapat balasan sapa darimu. Balasan yang sangat amat tidak menarik, ujarku dalam hati begitu membaca pesanmu itu.
Aku hampir kesal setengah mati membaca kata-kata singkat yang kamu tulis. Sama sekali tidak membantuku untuk meneruskan percakapan lanjutan antara kita. Kamu pikir untuk apa aku repot-repot mengirimu pesan kalau bukan karena aku rindu padamu. Ah, kamu dengan sialannya hanya membalas sekenanya. Padahal setelah aku mengirim pesanku itu, aku mengutuki diriku sendiri karena telah melakukan hal impulsif yang bodoh itu. Iya, aku ini memang perempuan yang memiliki gengsi tinggi untuk mengatakan bahwa aku rindu atau suka pada orang lain terlebih dulu.
Yah pokoknya aku kangen, kangen kamu. Ini mungkin hanya hal sepele dan tidak penting bagimu, tetapi aku cukup lega setelah melakukan hal itu tadi. Setidaknya aku tahu bahwa kamu cukup peduli untuk membalas pesan anehku-yang meskipun pada akhirnya berujung pada kekesalanku karena balasanmu-yang tidak penting itu.
Terima kasih dan selamat pagi yang terlalu dini untukmu, Tuan. Semoga hari ini dan seterusnya kamu bahagia selalu.

Smg, May '14