Monday, March 05, 2018

Menuju #AjArBersama Bagian 1

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ 


Kemarin saya baru pulang dari rumah orang tua saya di Klaten, sekalian ambil foto nikahan saya yang dilaksanakan sebulan lalu. Akhirnya setelah satu bulan lebih nikah, fotonya baru jadi. Hehehe.
Nah karena lihat-lihat foto itu akhirnya kepikiran untuk buat postingan ini. Saya cuma mau berbagi beberapa hal, serba serbi yang berkaitan dengan pernikahan saya kemarin. Barangkali besok ada yang berencana menikah dan bingung masalah vendor kan, nah mudah-mudahan tulisan ini sedikit membantu.
Postingan kali ini isinya review dari saya untuk semua pihak yang membantu dalam terlaksananya pernikahan saya. Oke mari kita mulai saja ya.

1. Mahar
Kenapa bahas mahar dulu? Karena mahar adalah salah satu syarat sah nya sebuah pernikahan dalam islam. Mahar memiliki makna yang cukup dalam, menandakan bahwa seorang wanita harus dihormati dan dimuliakan, diberikan dengan penuh keikhlasan dan kerelaan dan nantinya akan menjadi hak istri sepenuhnya.
Untuk urusan mahar ini alhamdulillah di sekeliling saya banyak orang bertalenta urusan hias menghias dan kreatif, jadi ya nggak terlalu susah untuk mencari vendornya. Untuk mahar saya percayakan pada Mahar Nikah Klaten.
Mahar nikah klaten ini kebetulan usaha milik bapak kepala sekolah tempat saya mengajar dulu. Beliau memang jempolan urusan membuat kreasi-kreasi bagus, jadi saya nggak ragu untuk pesan ke beliau. Jauh-jauh hari saya sudah pesan sama Pak Yunan untuk membuatkan mahar saya, karena  takut nggak dapat slot pemesanan. Maklum orderan beliau ini banyak sekali, dan nggak cuma sekitar klaten lho.





Karena mahar saya uang, jadi dari awal saya memang nggak pengen uangnya dilipat-lipat dan dibentuk macam-macam. Saya mau sederhana, nggak ribet, tapi tetap elegan dan manis. Alhamdulillah bang ewox juga sependapat sama saya urusan mahar, akhirnya jadilah mahar seperti foto di atas.
Saya sih puas sama hasilnya. Seperti mau saya, dan lumayan cepet untuk pembuatannya. Mungkin sekitar 3 mingguan. Itupun di h-sekian saya masih ngerecokin pak Yunan minta diubah karena maharnya nambah. Untungnya pak Yunan baik hati dan gerak cepat jadilah maharnya sebelum hari H.

2. Venue
Salah satu hal krusial dalam menyelenggarakan pernikahan (selain calon istri/suami, penghulu, mahar, saksi ya) adalah tempat atau lokasi acara. 
Untuk venue sendiri, di Klaten sendiri sudah cukup banyak pilihan tempat yang bisa dipakai untuk menyelenggarakan pernikahan. Misalnya Gedung Al Mabrur, Gedung Wongso Menggolo, Gedung RSPD, PG Gondang, gedung-gedung pertemuan atau balai di masing-masing kecamatan, bahkan Masjid Agung Al Aqsa Klaten yang sekarang sering dijadikan tempat menggelar akad nikah juga menyediakan aula untuk acara resepsi pernikahan.
Mau pilih gedung yang mana, tinggal disesuaikan dengan dana yang disiapkan, atau bisa juga menggelar acara sendiri di rumah.

Kalau di pengalaman kemarin, kami sekeluarga memutuskan menggelar acara di gedung karena beberapa pertimbangan seperti karena permintaan saya supaya ibuk dan bapak lebih nggak repot menyiapkan dan rumah nggak terlalu riweuh serta berantakan (yang nyatanya tetep berantakan dan penuh juga sih).
Sebenarnya impian menikah saya itu pengen pesta kebun, ala-ala piknik gitu loh. Jadi kalau bisa tuh ya di taman, di luar ruangan, atapnya bukan ternit tapi langit, dan lebih santai supaya nggak terpaku di pelaminan gitu. Jadi waktu ditanya mau di mana sama orang tua, saya bilang maunya di PG Gondang. Di kawasan homestaynya PG Gondang (berdasar foto-foto orang yang pernah menikah di sana) bisa dijadikan untuk pesta kebun gitu, makanya saya pengen banget di sana.
Tapi yah, namanya juga menikah ini bukan cuma hajatan anaknya aja, tapi juga sebagai bentuk syukuran orang tua, jadi orang tua langsung menolak pilihan venue itu karena pertimbangan lokasi yang jauh dari rumah. Kasihan sama tetangga di sekitar rumah katanya kalau lokasinya jauh. Alhasil pilihannya jatuh ke Gedung Al Mabrur yang jaraknya nggak ada 5 km dari rumah.

Setelah menentukan lokasi mau di mana, ternyata masih ada drama dalam urusan venue ini. Jadi waktu bapak dan ibuk ke sana untuk survey dan tanya-tanya, ternyata di tanggal itu juga sudah ada yang tanya-tanya tentang ketersediaan gedung. Pusing kan ya, tanggal sudah ditentukan, eh ternyata gedungnya nggak kosong (Kebetulan kami memang menentukan tanggal dulu baru pilih gedung, dan kebetulan juga bersamaan dengan ulang tahun saya hehehe).
Tapi alhamdulillahnya mungkin memang rezeki kami, kata pengelola gedung karena yang tanya-tanya itu belum memberikan tanda jadi kesepakatan, jadi gedung itu masih kosong alias masih bisa dipesan di tanggal itu. Langsung saja sorenya kami memberikan tanda jadi sebelum gedungnya dipesan orang lain, dan jadilah urusan venue beres tanpa masalah.

Al Mabrur sendiri memiliki beberapa paket penyewaan yang ditawarkan, disesuaikan dengan jumlah tamu, dan konsep acaranya apakah dengan prasmanan atau piring terbang. Kalau di Klaten sendiri, masih banyak sekali kok acara pernikahan dengan konsep priring terbang. Maksudnya piring terbang adalah tamu tinggal datang dan duduk, menikmati acara sampai selesai (biasanya banyak adatnya seperti atur pambagyoharjo, pasrah temanten baik dari temanten kakung atau putri, sungkeman, temon, dan lain sebagianya) dan dilayani dalam urusan perjamuannya.
Untuk paketnya, silakan dicek ke website mereka ya (klik link di atas), di sana ada detil harga dan fasilitas yang diberikan, termasuk nanti akan ditawari juga mau menggunakan jasa WO dari sana atau tidak.

Saran saya kalau mau menyelenggarakan acara di gedung-gedung tersebut, jauh-jauh hari memang sudah harus survey dan tanya. Kalau saya kemarin setelah menentukan tanggal pernikahan, 6 bulan sebelumnya sudah survey dan pesan lokasi karena hampir tiap akhir minggu semua gedung-gedung yang saya sebut itu pasti digunakan untuk acara. Jadi ada baiknya kalau memang pengen di gedung-gedung tadi ya sudah harus pesan beberapa bulan sebelumnya. Atau kalau misal ngotot mau menyelenggarakan acara di gedung A, ya berarti mau nggak mau memang harus menyesuaikan dengan hari dan tanggal yang kosong di gedung tersebut.

3. Cincin
Selanjutnya yang mau saya bahas adalah cincin. Cincin ini sebenernya nggak wajib ya, nggak pakai ya nggak apa-apa, pakai pun lebih oke. Kenapa? Kalau kami sih buat pertanda kalau pasangan kita itu udah punya orang, dan semacam pembatas supaya nggak ada yang macem-macem sama pasangan kita. wkwkwkw.
Nah untuk cincin nikah ini, kebetulan saya dan bang ewox nggak ganti cincin. Maksudnya gimana tuh nggak ganti cincin? Iya, jadi cincin yang kami pakai di lamaran dan nikah itu sama. Cuma pindah aja masangnya. Dari jari kiri ke jari kanan.
Ngirit banget sih nggak ganti cincin. Ya gapapa, sayang uangnya besok biar bisa buat beliin saya cincin yang lain, berlian misalnya, ye nggak bang ewox 😚

Pencarian cincin ini juga lumayan lama sih, tapi carinya sebelum lamaran karena cincin kami kan nggak ganti. Karena bang ewox nggak boleh pakai emas, jadi dari awal kami sengaja cari vendor cincin yang punya alternatif bahan selain emas. Kami suka cincin yang simpel, nggak ramai, dan timeless. Ada beberapa vendor yang menarik perhatian kami, contohnya rockologist, dan spilla.
Dari awal saya sudah jatuh cinta banget-banget sama si rockologist. Bentuk-bentuk dan bahan cincin mereka pakai ini lain dari yang lain. Simpel tapi cantik banget menurut saya. Kebanyakan bentuknya menonjolkan detil pahatan batu, nggak halus seperti cincin kebanyakan, tapi justru itu yang menarik buat saya. Tapi, akhirnya kami nggak menggunakan vendor ini karena si bang ewox lebih pilih bikin di spilla.
Spilla ini punya 3 workshop, ada di Yogyakarta, Surabaya, dan Semarang, jadi bagi para capeng yang mau lihat-lihat langsung koleksinya bisa datang ke sana langsung. Kebetulan karena lokasi kami di sekitar Yogyakarta, maka kami menyempatkan datang ke workshopnya langsung di daerah Kotagede. Yang ada di sekitar Yogya pasti tau lah ya kalau Kotagede memang terkenal dengan kerajinan peraknya.
Di Spilla sendiri menawarkan tiga jenis bahan yang bisa dipakai, yaitu silver, gold, dan paladium. Kita bisa memesan satu pasang cincin dengan bahan yang sama, atau berbeda. Misal mau sepasang cincin gold untuk perempuan, dan paladium untuk laki-laki. Selain itu, mereka juga menawarkan cincin dengan 3 warna yaitu gold, white, and rose gold. Dan bisa dikombinasikan juga, misal mau white dengan sentuhan rose gold atau gold.
Servisnya juga cukup baik kok, ketika sampai di sana kami ditunjukkan beberapa contoh koleksi mereka dan dibantu dalam hal pemilihan model dan detil cincin yang diinginkan.
Jadi vendor ini sangat membantu sekali bagi pasangan muslim yang sebenarnya pengen pakai cincin tapi masih ragu takut emas, karena tetap bisa pakai cincin dengan bahan yang oke punya.


Model cincin saya dan bang ewox. Punya bang ewox nggak ada matanya.

Mungkin cukup tiga ini dulu kali ya saya bahasnya, nanti di postingan selanjutnya saya akan bahas beberapa hal lain seperti rias, dekorasi dan foto (karena satu paket), attire & sepatu, dan katering.

Xoxo

No comments:

Post a Comment